Rabu, 13 Agustus 2008

Untuk Seorang Sahabat

Ini kisah tentang seorang sahabatku. Dia adalah teman baikku dari masa kecil sekaligus kuanggap sebagai kakakku. Orangnya sederhana, baik, ulet, juga pekerja keras. Tekadnya kuat dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh apa yang diinginkannya, tentunya dalam hal yang positif.

Aku masih ingat pelajaran yang pernah dia berikan mengenai kiatnya dalam meraih sesuatu. Katanya, ibarat kita ingin masuk ke dalam suatu rumah, jangan pernah terpaku pada satu pintu. Jika kita tidak bisa masuk lewat pintu depan, carilah pintu samping, pintu belakang, jendela, atau atap sekalipun sehingga kita bisa masuk ke dalam rumah seperti yang kita inginkan. (Ini hanya perumpamaan lho!!! Tidak dimaksudkan untuk hal-hal yang tidak benar). Akan selalu ada cara yang bisa kita lakukan untuk meraih impian-impian kita. Jadi, jangan pernah ada kata menyerah sebelum tujuan kita tercapai.

Suatu hari, dia datang padaku setelah sekian lama tak pernah berjumpa, berbagi kisah yang telah terjadi di hidupnya. Ada kisah manis, ada kisah pahit. Ada masa ketika dia berjaya, ada pula masa-masa penuh perjuangan, termasuk ketika harus menghadapi perdebatan-perdebatan dalam batinnya. Saat ketika dia harus berjuang memenangkan satu pilihan di antara dua pilihan yang saling bertentangan dan sangat menentukan masa depannya. Akhirnya, satu keputusan telah diambilnya dengan dilandasi oleh kerinduan untuk melayani Tuhan dan sesama. Puncaknya senin 28 Juli lalu, dia merayakan kaul kekal, sumpah setia bagi Tuhan dan sesama.

Senang sekali rasanya melihat sahabat baikku telah menemukan rumah idamannya. Aku tahu meskipun dia orang yang sama dengan yang aku kenal, tapi segalanya akan terasa berbeda. Sekarang dia teman dan kakak bagi banyak orang, bahkan untuk bertemu dengannya pun mungkin harus sabar menunggu giliran setelah dia melaksanakan semua tugas-tugasnya, itu pun jika dia bertugas di tempat yang masih bisa kujangkau. Namun yang jelas aku ikut bahagia atas kaulnya. Selamat berkarya di ladang Tuhan! Kudoakan semoga sukses dalam pelayananmu! Shalom!

(Untuk seorang sahabat baikku, Fr. maaf aku tak bisa datang, tapi kabari aku ya di imamatmu!)

1 komentar:

  1. hari ini, kata itu mengalir dengan sendirinya dari sang sumber. kata yang mungkin tepat untuk menggambarkan relasi itu, katanya. sebelumnya tak terpikir dalam benakku untuk menggambarkan dinamika yang pernah kualami bersamanya dengan sebuah kata "kakak". sejuta harapan pernah kuhimpun sehelai demi helai untuk menggapai harapan terdalam hatiku. kini, apa yang kuyakini: "kuhanya bisa berencana, berusaha dan berdoa, sang ilahi penentunya" semakin memantapkan apa yang kuyakini itu. kelepasan, kelegaan dan kegembiraan datang menghampiriku hari ini. tetesan embun ternyata masih dapat kutemukan diantara teriknya mentari sekitar pinggiran gasibu.
    meski sesaat dia datang namun mampu membawaku pada permenungan yang tak kusangka tak kuyana. terima kasih... cinta (BB42)
    diujung perjumpaan kucoba bertanya pertanyaan yang kuungkapkan tahu jawabannya, menarik apa yang dia ungkapkan: kutaktahu jawabannya alasanya karena saya tidak mempunyai alasan.
    Selamat menggapai impianmu adikku, kutahu dirimu mampu memilih dan memilah apa yang menurutmu menjadi "klik" dalam hidupmu.
    kutahu dan kuyakini, tiap perjumpaan denganmu memberi inspirasi kehidupan.
    kutunggu inspirasi-inspirasi selanjutnya.

    BalasHapus